Minggu, 21 November 2010

PERENCANAAN

A. DEFINISI PERENCANAAN
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

B. TUJUAN PERENCANAAN
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.

C. ELEMEN PERRENCANAAN
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
• Sasaran
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.[2] Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu (lihat gambar).
Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa mempedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.

• Rencana
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
D. MANAGEMENT BY OBJECTIVE
Manajemen sesuai objektif (MBO) adalah suatu proses persetujuan terhadap objektif di dalam satu organisasi sehingga manajemen dan karyawan menyetujui objektif ini dan memahami apa posisi mereka di dalam organisasi tersebut.
Sebutan "manajemen sesuai objektif" pertama dipopulerkan oleh Peter Drucker dalam bukunya tahun 1954 yang berjudul 'The Practice of Management'.
MBO dapat diraih menggunakan target yang dipersiapkan. MBO memperkenalkan kriteria SMART: Objektif untuk MBO haruslah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time-Specific). Di beberapa sektor (Kesehatan, Keuangan, dll.) banyak yang menambahkan ER untuk membuat SMARTER, dimana E = Extendable R = Recorded.
Objektif membutuhkan tinjauan dan pengawasan. Sistem informasi manajemen yang tepat dibutuhkan untuk membuat objektif relevan dan mengawasi "rasio pencapaian" mereka dalam cara yang objektif. Pemebrian insentif (bonus) sering dikaitkan dengan hasil dalam pencapaian objektif.
E. PEMBUATAN KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. keputusan adalah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya.
1. Teori keputusan
Teori Keputusan adalah berasal dari teori kemungkinan yang merupakan konsekuensi dari beberapa keputusan yang telah dievaluasi. Teori Keputusan digunakan untuk berbagai macam ilmu bidang study, terutama bidang ekonomi.
Dua metode dari teori keputusan yang terkenal adalah teori keputusan normatif dan teori keputusan deskriptif.
Teori Keputusan Normatif dicapai berdasarkan alasan yang rasional atau bisa disebut dengan alasan yang masuk akal (teori logika), sedangkan teori keputusan Deskriptif dicapai berdasarkan empirik atau merupakan hasil pengamatan, percobaan, dan biasanya dikuatkan dengan statistik.
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan

Kamis, 18 November 2010

komentar debat online gunadarma

sebenarnya antara manfaat negatif dan manfaat positif dari penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter dalam proses belajar mengajar tidak dapat kita deskripsikan secara detail antara positif dan negatifnya, keduanya mempunyai andil masing masing dalam hal manfaat dan kerugian.

sebagai mahasiswa dizaman serba teknologi, seharusnya kita dapat mengambil manfaat positifnya, misalnya berdiskusi langsung dengan dosen pada fasilitas chat. sebab pengguna facebook bukan hanya anak muda dan remaja saja. situs ini juga merebak dikalangan ibu ibu dan bapak bapak. apalagi bagi dosen dosen.

selain berdisdusi, kita juga bisa share tentang materi dengan seluruh teman kita di facebook. misalnya dengan cara menuliskan status yang berhubungan dengan materi yang belum kita ketahui, biar nanti di beri tahu lewat comment.
jangan hanya sekedar menggunakan facebook untuk update update status yang tidak jelas, berhari hari update tentang cinta.

membuat grup diskusi, baik perkelas maupun perjurusan. dimana nantinya di grup tersebut kita dapat berdiskusi dengan angggota grup.
atau bahkan kita bisa berbagi materi kuliah di facebook tersebut.

banyak hal lain yang dapat dilakukan mahasiswa di situs jejaring sosial ini. tergantung dengan kekreatifan dari setiap mahasiswanya.

dan menurut saya, tentang argumen negatif tentang situs situs tersebut itu merupakan hhal lumrah.
sebab orang orang bebas berekspresi di sana, itu semua tergantung dengan pribadi orang yang menggunakan. jika orang tersebut hati hati dalam menggunakannya, mungkin hal hal seperti pelecehan seksual dan pornografi tidak akan terjadi.

thank

GAMBARAN UMUM MANAJEMEN


A.    pengertian manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


Bila kita simpulkan maka manajemen berarti proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain.

Namun, mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni

-          Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :

1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.

2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan

3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

-          Manajemen sebagai kolektivitas
yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.

- Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni
 melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :

1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry.

2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

B.     Tingkatan Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

Peran manajer

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

Keterampilan manajer




Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
  1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
    Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
  2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
    Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
  3. Keterampilan teknis (technical skill)
    Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
  1. Keterampilan manajemen waktu
    Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
  2. Keterampilan membuat keputusan
    Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
C.     Evolusi teori manajemen
Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.

Aliran klasik, terdiri dari :

a) Manajemen Ilmiah
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.

Empat prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu :

1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan

2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.

3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan

4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsiptersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan differensial, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dan tenaga kerja.

b) Prinsip-Prinsip Administratif
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku “Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC

c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.

Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu
• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi
• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal
• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus
• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

Senin, 08 November 2010

the way to gunadarma

I'am Okto Prima Jaya, I am from the province of Bengkulu, specifically from the SMA Negri 3 City of Bengkulu. I get to the University Gunadarama this because of the desire from within myself very strong to continue and seek knowledge outside of Bengkulu. because there is an ancient proverb that says "tuntutlah science to the Chinese nation." And I think Gunadarma located in the surrounding capital of Indonesia is not yet as far as the Chinese nation. I think you all agree, with what I say. And I hope a lot of younger brother or friend who has a motto friends all live like this. Especially the younger brother of my class in high school in Bengkulu and Negri 3 Bengkulu in particular. Because the science is very important, and will not run out as far as anything we learn. God gave it just a skin, which is the world's knowledge is infinite, depending on how far we want to look and learn. And for the younger sister of Bengkulu, many alumni of the successful Bengkulu Bengkulu out there, and I hope you can join also be motivated to follow their footsteps.
I was the only student in 2010/2011 forces originating from Bengkulu here. This is a fairly difficult thing, because I had to start everything again from scratch. Mingle, interact, kembai make friends, even I have to adjust its language. Because the language here using a language called the language "slang", and is quite different from the language that I use in everyday situations when in Bengkulu, either at home or while hanging out with my friends. And hopefully this is not a scourge and a barrier for me, anyway that is in use also still smelled of Indonesian, but just a different pronunciation and tend to be more condensed in the Indonesian language support its content, unlike that in Bengkulu, which uses indigenous Malay dialect. I guess it's just a little bit about the language, and is quite easy, even very easy. J
I know Gunadarma from one private TV station show that discusses about the 10 most popular universities in Indonesia. And why did I choose Gunadarma?. I am a strong desire to go to college outside the city was not in barengi with the blessing of my parents, because if I went outside the town automatically I will be boarding boarding school boys. And it is highly avoided by my parents. Because they are much more understanding about myself than my own. And to be a boarding school boys that need a fairly high financial costs, and I did not come from a family that department, which many people say the family that extra money, so to spend it alone is difficult. I come from a normal family normal course, my father was a teacher and my mother as a housewife only. I have three brothers, and I think with only the salary of a teacher will not be able to finance me for ngekos. My parents say, if it really really wanted to go out of town, look for a cost affordable by the University of bag sizes and a teacher who was in the surrounding Jakarta, because the younger brother of my father or my uncle is living around Jakarta and I could be deposited there nantiya . Well, this is the reason so I can get here.
Gunadarma first heard the name, which terbesit in my mind is quite expensive tuition fees, Because it is a private university. However, when I enrolled here and see the cost of college, I think my family is still quite capable, anyways it is a scholarship program that could alleviate the payment of tuition fees.
I went into Gunadarma via the test. Actually I have no desire to go into psychology or related to IT and Computers. Since I am of the IPS program so I can only choose the D3 to be closer to the computer, while my first choice still majoring in Psychology. And Thank God I was able to pass on my second choice in the first grade. I would rather my choice to program management D3 informatics because of the encouragement from the people closest to me are more like me come in here, especially from parents, because I think they are much more understanding about the present life problems, because it is related to my future going forward, so what I want later.
When successfully received you how happy I feel. Which formerly only the status of students, now coupled with the word Maha front, which means big. Now I have students, students who are already big. Upss, I guess that is not the true meaning of a student, I simply describe it. J
After all business is completed, ranging from administration until payment is complete, I followed this thing done by all students in Indonesia, even probably in the whole world, that is hazing. And in Gunadarma is a bit different, here using the term PPSPPT. Whose purpose is tantamount to hazing, and even some of the lecturers, the older brother of the level of those who do not even know me also say this. The person I first met when PPSPPT is Deden, and then followed by other friends. Why do I mention the name Deden? I think the first friend is not much different from my first love, just as hard to forget, even though my own Deden not included in the same class, I will still remember by name and face.
Many kinds of people that I met when following PPSPPT, there is a funny, innocent, shy and even ashamed maluin also exist. Pretty impressive, met with all students in Gunadarma, especially in courses D3 D3 Information Management and Computer Techniques, because both are in one Faculty, the Faculty of Computer Science and Information Systems. Much of what I get when following the PPSPPT, especially those associated with the campus, and this is very important to me. So, for the reader and his younger brother would be, do not be afraid first heard the word hazing, many benefits can be obtained when the hazing. Many young children who do not follow her own mute when dealing directly with building the course, even for hard to find any lecture hall, only a blank stare alone. I think this does not happen with young children who follow PPSPPT or hazing activities, because those who follow have been first to make friends and advance megenal campus. Honestly, getting to know Gunadarma it's pretty hard, so many campus buildings, ranging from the campus of A, to J, even saying they want to build buildings anymore. Just imagine, if that does not get information from PPSPPT, they want to information from anywhere else.
First week of school pretty boring for me, because banayak lecturer lecturers who come late from their teaching schedule, and some even came in, introduced himself and immediately gave the task. But that's only a small fraction. Perhaps the week the first week of college is so, professors want students to know more in advance of a class of their friends. Honestly, I am personally in the first week of college knows only 10% of the number of children in my class, just imagine. Or maybe lecturers allow time to familiarize yourself with class hour until evening, in contrast to the only high school until two o'clock in the afternoon. So we take that the best, do not berburuk first thought. J
Over all, all I had until I write it all very impressive for me, and I hope I can achieve my success here, and proud of both my parents, because I think every child the same goal, like proud parents, even my pengennya more, wants to fund my parents on the pilgrimage. Amen. I think that's my journey towards Gunadarma University. Thx J